Khusus tentang makanan, supaya bercitarasa Nusantara dan diterima di kalangan mana pun, Adriana berinovasi berbagai varian rasa sehingga tidak hanya sagu kobace original. Tadinya murni hanya mix sagu kelapa, kini bertambah rasa lain seperti kelapa muda, pisang, ayam, coklat, coklat keju, keju mozarela, dan daging ayam mozarela. Iseng-iseng, varian baru itu ia posting di media sosialnya. Tak disangka, mendapat banyak respons. Adrenalin Adriana pun terpacu mencoba sesuatu yang baru lagi.
Menurit Adriana, nama Kobace sendiri merupakan daun pohon bambu yang digunakan membungkus sagu. Ketika dibakar, sagu mengeluarkan aroma kobace yang khas.
Awal merintis usaha ini, kelahiran Merauke 21 Februari 1990 mengaku, sejak ia kecil sudah punya keinginan membuat olahan sagu. Semuanya bermula ketika ia mengalami persoalan pelik dalam keluarga. Sang mama mengidap penyakit gula dan tidak boleh mengonsumsi nasih putih. Maka, timbul keinginannya menyiapkan makanan sagu sebagai pengganti nasi dan rendah kalori.
Seperti diketahui manfaat sagu untuk kesehatan dipengaruhi oleh kandungan nutrisinya. Salah satu makanan pokok ini memang memiliki nutrisi yang baik bagi tubuh. Dapat diolah dalam berbagai macam bentuk, mulai dari tepung, gula, hingga beras sagu. Sagu tidak mengandung banyak vitamin dan mineral, namun secara keseluruhan nutrisi dalam sagu masih tergolong relatif lengkap walaupun jumlahnya tidak banyak. Walaupun tergolong bukan makanan yang rendah kalori dan sumber protein serta serat yang baik, sagu mengandung lemak jenuh yang sangat sedikit.
Manfaat sagu untuk kesehatan, kata Adriana, bisa didapatkan dengan mengonsumsinya secara teratur dengan makanan sehat lainnya. Kandungan nutrisi terbanyak di dalam sagu adalah karbohidrat murni. Nutrisi ini dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak untuk bahan energi dan fungsi otak.
Adriana pernah diundang oleh Samdana Institute Bogor, sebuah yayasan yang khusus mengangkat kembali kerifan lokal. Pada kesemaptan ini Adriana, bersama dengan usahawan muda lain dari Nusantara, membagikan hasil karya kepada seluruh peserta.
Ia mengaku, bekerja tidak hanya untuk dirinya sendiri. Ia pun memotivasi keluarga dan saudara-saudaranya di kampung agar mereka memiliki pendapatan dengan mengambil bahan dari kampung. Ia juga memperhatikan bahan baku sehingga kualitas sagu yang dipakai merupakan sagu yang bagus.
Kini Adriana merasa bangga dengan kekayakan kearfan lokalnya. Namun, ia belum puas. Ia ingin mengeksplor lagi agar kian dikenal hingga di luar Kota Merauke sebagai oleh-oleh khas Merauke, merambah ke seluruh penjuru Nusantara, bahkan ke mancanegara.
Adriana berharap kaum muda Papua mau mengikuti jejaknya, terus kreatif menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif. Ia sudah merasakan hasil dari memanfaatkan media sosial secara benar. * Yovita Helen Tael