Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ikatan Mahasiswa Boven Digoel (IMADI), LP2MA, PMKRI, WKRI, Perkumpulan Petrus Vertenten MSC Papua, dan Perwakilan Masyarakat Adat Suku Auyu.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan fasilitator baru di Merauke dan Boven Digoel yang memiliki kapasitas dalam melakukan Penelitian Aksi Partisipatif. Bertindak sebagai fasilitator Nurlaela Lamasitudju, Kania Mamonto dan Syarifah dari AJAR (Asia Justice and Right), serta Beatrix Gebze dari Lembaga Advokasi Peduli Perempuan (eLAdPPer) Merauke.
Kegiatan ToT ini dilaksanakan oleh AJAR (Asia Justice and Right) didukung oleh eLAdPPer, dan Perkumpulan Petrus Vertenten MSC Papua.
Selama pelatihan peserta belajar metode penelitian aksi partisipatif serta belajar dari modul “Mama Menjaga Tungku Api”. Selama kegiatan, dilakukan dengan teknik diskusi dalam kelompok yang telah ditentukan. Selain mengasah kemampuan peserta agar dapat menjadi seorang fasilitator yang baik, dalam kegiatan ini juga tentang bagaimana mendokumentasikan kasus, serta tetang bagaimana mengelola keuangan dalam suatu organisasi/lembaga. Materi-materi yang diberikan berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, baik itu Hak SIPOL maupun Hak EKOSOB. Peserta juga diajak untuk menggambar peta wilayahnya masing-masing, menggali potensi yang ada didalamnya, termasuk juga apakah ada konlfik di sana, potret perempuan adat, pengetahuan perempuan adat, serta bagaimana perubahan sosial yang terjadi dari waktu ke waktu.
Chika, salah seorang peserta mengatakan bahwa lewat kegiatan ini ia mendapat pengalaman dan hal-hal yang baru tentang bagaimana menjadi seorang fasilitator yang baik. Secara pengetahuan juga bertambah serta memperluas jaringan yang ada. Ia juga berharap agar kegiatan seperti ini lebih sering diadakan lagi sehingga dapat digunakan untuk membantu mendampingi komunitas-komunitas masyarakat adat yang memang membutuhkan pendampingan.