Saya bersyukur kepada Tuhan atas rahmat panggilan suci ini karena Tuhan memanggil saya dari tengah-tengah umat dan dari keluarga sederhana Yohanes Ayam dan Petronela Sagayop dengan 4 bersaudara. Rencana dan kehendak Tuhan sungguh amat indah bagiku dimana Dia memilih dan memanggil aku yang sederhana, rapuh dan berdosa bagaikan bejana tanah lihat yang gampang retak dan pecah ini bukan dari keluarga berada dan cerdik pandai. Allah yang penuh kasih itu memanggil aku untuk mewartakan khabar suka cita Injil, cinta dan belaskasihNya kepada dunia. Saya sungguh gembira dan bahagia dengan pilihan hidupku ini. Tak henti-hentinya aku bermadah memuliakan Tuhan seraya beryukur atas perlindungan, berkat dan penyertaanNya sehingga aku bisa bertahan dalam hidup membiara sampai 25 tahun. Lebih mengagumkan lagi dimana aku sebagai orang Papua bisa setia menghidupi panggilan suci ini sama seperti saudara-saudara lain dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia.
Motivasi masuk biara dan menjadi imam MSC mulai tumbuh di kala saya sekolah di SMA YPPK Petrus Hoeboer Mindiptana. Pastor Cornelis van Hallen.MSC yang berkotbah pada minggu panggilan, mengatakan: saya kawatir agama Katolik di wilaya Muyu Mandobo akan leyap tinggal cerita mitos bahwa dulu perna ada gereja Katolik karena tdak ada panggilan yang menjadi Imam, bruder dan suster yang menggantikan kami yang sudah tua dan akan kembali ke negri Belanda. Saya tersentak mendengar kotbah pastor van Halen dan benar Roh Tuhan mengerakan hatiku dan mengubah cita-citaku untuk masuk APD kelak menjadi Camat berubah arah masuk seminari untuk menjadi Imam MSC melanjutkan karya keselamatan Tuhan.
Kenangan indah yang tak akan kulupakan yakni rekoleksi Mudika yang dibimbing sr. Maria Marice Ndaki.PBHK dan ibu Retha Yamanop dengan tema : Dipanggil mengikuti Yesus dengan setia. Lagu yang dinyanyikan untuk mendukung tema ini: Mama izinkan aku masuk ke dalam biara untuk mengikuti Yesus uu u mama izinkan aku. Masa-masa remaja telah berlalulah sudah untuk mengikuti Yesus u u mama izinkan aku. Pertanyaan refleksi, apa yang paling penting dalam hidup kita? Mengasihi Tuhan dan sesame. Apa yang kita harapkan dari gereja Katolik? Kita mengharapkan iman kepada Tuhan Allah. Apa yang kita harapkan dari iman? Yang kita harapkan dari iman adalah hidup kekal di surga. Siapa yang mengajarkan ini? Tuhan Yesus yang mengajarkan kerajaan Allah terutama percaya kepadaNya untuk hidup kekal di surga. Dan ajaran ini diteruskan para rasul, para murid, misionaris, para pastor, bruder dan suster. Tema rekoleksi dengan lagu ini menguatkan motivasiku dan saya minta izin kepada mama untuk masuk biara menjadi imam MSC.
Tahun 1988 saya masuk STFT Fajar Timur Abepura sebagai aspiran MSC dan dibimbing oleh pater Izaak Resubun.MSC. Pater Izaak memperkenalkan kepada saya pater Jules Chevalier pendiri tarekat MSC, Spiritualitas Hati kudus, semboyan : dikasihilah Hati kudus Yesus di seluruh dunia. Pengenalan akan Tarekat MSC dengan spirituallitas Hati kudus semakin memantapkan hati dan mativasiku untuk hidup membiara. Setelah selesai studi di STFT Fajar Timur saya mengambil keputusan tegas untuk masuk Tarekat MSC dan mengikuti pembinaan rohani di Novisiat Sananta Sella tahun 1994 dan profesi pertama tgl 10 Agustus 1995 di Karangayer Kebumen. Tanggal 30 Oktober 1998 menjadi anggota tetap dlm Tarekat MSC dengan mengikralkan kaul kekal bersama dengan Aldrin Rey. MSC di Skolastikat MSC Pineleng Manado.
Panggilan hidup Religius adalah Rahmat Tuhan di mana saya memperoleh karunia-karunia yakni kekudusan dan keselamatan jiwaku, cinta kasihku kepada sesame dan kesetiaanku kepada Kristus. Marilah kepadaku kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat aku akan memberikan kelegahan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah padaku karena aku lemah lembut dan rendah hati maka hatimu akan mendapat ketenangan, Mat, 11:28-30. Teks injil Mateus ini menunjuk spiritualitas hati kudus. Saya belajar kerendahan hati, belajar berkurban, belajar bertanggungjawab atas tugas pelayanan. Karakter Hati kudus Yesus yang saya Imani dan hayati adalah Cinta kasih, kerendahan hati, kemurahan hati, kesederhanaan, keadilan, pengendalian diri, pengampunan dan damai sejahtera. saya dipanggil dan diutus membawa misi Terekat, misi Kristus yakni membawa hati Allah, cinta dan belas kasihNya kepada masyarakat dunia terutama yang kecil dan miskin.
Pengalaman dalam menghayati ketiga kaul: saya memahami dan menghayati kaul kemiskinan dalam hal kepemilikan harta dan uang tidaklah sulit sebab saya berasal dari keluarga sederhana yang hidup apa adanya. Harta dan uang saya jadikan sebagai sarana untuk mewujudkan cinta hati kudus dalam pelayanan kepada semua orang. Saya etidak terikat dengan harta dunia tetapi sebagai penyalur rahmat Allah bagi sesame dan jalan untuk memperoleh mutiara yang indah bernilai tinggi harta surgawi yakni hidup kekal. Berbahagilah orang yang miskin dihadapan Allah karena merekalah yang empunyai kerajaan surga, Mat, 5:3.
Kaul kemurnian paradox dengan budaya Papua yang mengharuskan hidup berkeluarga. Saya menyangkal budayaku ini, mengorbankan asrat kemanusiaanku demi kerajaan surga. Saya membangun relasi dengan lawan jenis dalam stadar yang wajar dan normal baik secara personal maupun fungsional. Secara jujur saya bergumul dengan kemurnian secara biologis, saya lemah dan sering jatuh dalam godaan. saya bangun kembali dengan sakramen tobat dan pembaharuan hidup. Saya menghayati kaul kemurnian tidak hanya dalam hal kemurnian biologis tetapi juga dalam hal sikap jujur. Berkata jujur dan berbuat benar adalah kemurnian dan kesucian jiwaku karena ini yang dikehendaki Tuhan. Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah, Mat, 5:8. Ketataan menjadi kunci emas dari kedua kaul lainnya. Saya mengerti dan menghayati kaul kektaatan dalam kesetiaan imanku kepada Tuhan, saya setia pada firman dan kehendakNya maka saya selamat. Secara kongkrit saya taat pada pimpinan tarekat dan uskup dengan menerima SK dan melaksanakan, saya stia tinggal di tempat tugas sesuai SK, ketaatan dalam arti disiplin diri, hidup komunitas dan hidup doa.
Roh Allah ada padaku, oleh sebab Ia telah mengurapi aku untuk menyampaikan khabar baik kepada orang miskin, dan Ia telah mengutus aku untuk memberitahkan pembebasan kepada orang tawanan dan penglihatan bagi orang buta, untuk membebaskan orang yang tertindas dan untuk memberitahkan tahun rahmat Tuhan telah datang. Luk, 4:18
Teks ini menjadi dasar dan kekuatan saya melaksakan tugas perutusan sebagai imam biarawan MSC. Saya menyadari identitasku sebagai pelayan dan pengurus dengan mengikuti teladan Yesus Kristus yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan diri bagi tebusan banyak orang. Saya diutus ke tengah-tengah dunia untuk mewartakan cinta dan belas kasih Allah kepada semua orang terutama yang kecil dan miskin. Perwujudan panggilan ini saya nyatakan dalam tugas perutusan di paroki, kantor YPPK, kantor Keuskupan agung Merauke, memberikan beasiswa kepada anak-anak dari orang tua tidak mampu, memfasilitasi dan memotivasi anak-anak masuk seminari menengah, mendengarkan keluhan masyarkat/umat dan terlibat dalam menyelesaikan masalah-masalah.
Panggilan hidup membiaraku bertahan selama 25 tahun ini karena Rohkudus menguatkan dan melindungiku, didukung oleh konfrater dan komunitas, umat Allah, mitra kerja dan kaum religious. Setelah merayakan 25 tahun dan mereviuw kembali route panggilan ternyata ada begitu banyak suka cita, kegembiraan, kesuksesan dan keberhasilan. Dan juga memotret pengalaman penghayatan tiga nasehat Injili yakni kemiskinan, kemurnian dan ketaatan ternyata saya lemah dan tidak setia memeliharanya dengan baik. Saya melanggar janji setia kaul kemiskinan, saya melanggar kaul selibat, saya sering tidak taat pada pimpinan, uskup dan banyak mengecewakan umat Allah.
Untuk itu saya membaharui komitmen menghidupi hidup kebiaraan: Pertobatan dan pembaharuan komitmen hidup sebagai biarawan MSC, Hidup komuniter karena kekuatanku ada pada komunitas. Hidup doa, ekaristi, refleksi, menerima sakramen tobat setiap bulan. Regenerasi: rekrutmen anak-anak untuk masuk seminari menengah dan seminari tinggi supaya menjadi imam dan bruder spaya dapat melanjutkan tugas perutusan gereja Kristus.
Akhirnya saya minta maaf kepada Tarekat, komunitas, bapa uskup dan umat atas sikap, perilaku, pelayanan dan kebijakan yang saya lakukan menggelisahkan hati dan mengecewahkan umat. Hati kudus Yesus kasihanlah aku. Bunda hati kudus doakanlah anakmu ini agar saya tetap setia pada panggilan suci ini dan menyalurkan rahmat Tuhan kepada semua orang dengan spiritualitas Hati kudus yang terlukis indah dalam motto, dikasihilah hati kudus Yesus di seluruh dunia.